Polimer berasal dari
bahasa yunani yaitu polys (banyak) dan meros (bagian), jadi polimer adalah
banyak bagian atau banyak monomer.
Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari
molekul sangat besar yang terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak
molekul kecil. Molekul yang kecil disebut monomer, Polimer didefinisikan
sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil
dan sederhana yang setara dengan monomer, yaitu bahan pembuat polimer.
Akibatnya, polimer mempunyai massa molekul relatif yang sangat besar, yaitu
sekitar 500-10.000 kali berat molekul unit ulangnya. Pada umumnya polimer
dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau isolator.
Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di
sekitar kita :
1. KARET SINTESIS
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan,
jembatan belerang menahan rantai-rantai polimer sehingga tidak mudah putus,
kemudian karet tersebut akan kembali pada bentuk semula setelah meregang. Karet
sintetis lain adalah neoprene yang berasal dari monomer kloropropena, polibutadiena,
dan Thiokol.
2. SERAT SINTESIS
Kapas merupakan serat alam yang merupakan
polimer dari karbohidrat (selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera).
Seperti halnya karet, serat memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan
poliester (dakron).
3. BAKELIT
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari
dua jenis monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras,
titik leburnya sangat tinggi dantahan api. Bakelit digunakan untuk instalasi
listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu
listrik.
4. PLASTIK NILON
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses
pembentukannya seperti pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun
1934 oleh Wallace Carothers dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers
mereaksikan asam adipat dan heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat
Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk pakaian,
peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah tangga serta peralatan
laboratorium
5.. WOL
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin)
yang tidak larut. Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan
mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut
dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan
kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian
KLASIFIKASI POLIMER
Berdasarkan
sumbernya polimer dapat
dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:
1. POLIMER ALAM
Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari
proses metabolisme mahluk hidup. jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer alam
yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan dan sukar
dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas. Contoh sederhana polimer alam
seperti ; Amilum dalam beras, jagung dan kentang , pati , Selulosa dalam kayu ,
Protein terdapat dalam daging dan Karet alam diperoleh dari getah atau lateks
pohon karet . Karet alam merupakan polimer dari senyawa hidrokarbon, yaitu
2-metil-1,3-butadiena (isoprena). Karet merupakan polimer alam yang terpenting
dan dipakai secara luas.
2. POLIMER BUATAN
Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan
polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi.
Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa).Polimer
sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam
pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan baku kimia disebut polimer sintetis seperti polyetena,
polipropilena, poly vynil chlorida (PVC), dan nylon. Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang digunakan
untuk berbagai keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan
anak-anak.
3. POLIMER SEMI SINTETIK
yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi
polimer alam dan bahan kimia.Contoh:
selulosa nitrat (yang
dikenal lewat misnomer
nitro selulosa) yang dipasarkan dibawah nama – nama “Celluloid” dan “guncotton”.
Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya
1.
Polimer Linier,
yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang
berikatan satu sama lainnya membentuk
rantai polimer yang panjang.
2.
Polimer Bercabang,
yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit
ulang membentuk cabang pada rantai utama.
3.
Polimer Berikatan Silang (Cross – linking),
yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai
polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya.Jika sambungan
silang terjadi ke
berbagai arah maka
akan terbentuk sambung silang
tiga dimensi yang
sering disebut polimer jaringan.
Berdasarkan Reaksi Polimerisasi
1. Poliadisi
yaitu
polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksi adisi atau reaksi rantai
adalah reaksi penambahan (satu sama lain) molekul-molekul monomer berikatan
rangkap atau siklis biasanya dengan adanya suatu pemicu berupa radikal bebas
atas.
2. Polikondensasi
yaitu
polimer yang terjadi
karena reaksi kondensasi/reaksi bertahap. Mekanisme reaksi
polimer kondensasi identik
dengan reaksi kondensasi senyawa
bobot molekul rendah
yaitu: reaksi dua gugus
aktif dari 2 molekul monomer yang berbeda berinteraksi dengan melepaskan molekul kecil. Contohnya H2O. Bila
hasil polimer dan pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi akan terus
berlangsung sampai salah satu pereaksi habis.
Berdasarkan Jenis Monomer
1. Homopolimer
yakni
polimer yang terbentuk dari penggabungan monomer sejenis dengan unit berulang
yang sama. Contohnya, selulosa dan protein. Pada polimer adisi homopolimer,
ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk polimer yang berikatan
tunggal.
2. kopolimer
Kopolimer
atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis.
Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan
polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis,
namun tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan.)
Berdasarkan Sifat Termal
1. POLIMER TERMOPLASTIK
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai
sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan
menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi
berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk
polimer yang baru.
2. POLIMER
TERMOSTING
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai
sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat
meleleh.Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini
bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila
polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada
waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin
banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila
polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau
lepasnya ikatan silang antar rantai polimer..
SIFAT POLIMER:
Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak
jika dipanaskan dan keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut
termoplas. Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik.
Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset,
contohnya melamin
Sifat Kelenturan
Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda
dengan polimer sintetis. Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai
keinginan,sedangkan polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan
bentuk tertentu. Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya
setelah terlalu lama kena bensin atau minyak.
Ketahanan terhadap Mikroorganisme
Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa
tidak tahan terhadap mikroorganisme atau ulat (rayap). Sedangkan polimer
sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau ulat.
Kegunaan Dan Dampak Polimer Terhadap Lingkungan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang
yang digunakan merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk
belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat
listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja
dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus
plastik dan kantong plastik (keresek).
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang
tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau
menyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Sampah polimer sintetis jangan
dibakar, karena akan menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah suatu senyawa
gas yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Plastik vinyl chloride tidak berbahaya, tetapi
monomer vinyl chloride sangat beracun dan karsinogenik yang mengakibatkan cacat
lahir.
Plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan,
jika terkena panas dikhawatirkan monomernya akan terurai dan akan mengontamiasi
makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar